NESIANEWS.COM – Proyek Jaringan Irigasi DI Batujai di Kabupaten Lombok Tengah (IPDMIP) Paket III Yang dikerjakan oleh PT. Mari Bangun Nusantara, untuk sementara diminta dihentikan oleh LSM Alarm NTB.
Menurut Alarm NTB, proyek yang berlokasi di Jempong Eler Desa Mertak Tombok Kecamatan Praya dengan nilai proyek, sebesar Rp.30,346 Milyar tersebut, diduga bermasalah.
Dalam keterangan pers nya, di Praya Minggu 21 Mei 2023, Ketua Aliansi Rakyat Menggugat (ALARM) NTB Lalu Hizzi menjelaskan, pengerjaan proyek tersebut terkesan mencari volume pekerjaan pada tempat-tempat yang gampang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Saluran yang dikerjakan atau di rehab secara fisik diduga konstruksinya masih kuat dan masih layak pakai, terbukti dengan pasangan batu pada saluran irigasi yang berlokasi di Jempong Eler ini rata-rata masih bagus.
“Yang semestinya hanya membutuhkan pembersihan dan pengangkatan sidimen saja. Kalaupun rehab harus nya dimensi saluran secara keseluruhan harus ikut di sesuaikan dengan debit air yang ditampung,” terang Hizzi.
Lebih lanjut, dari laporan beberapa masyaraka Jempong Eler, bahwa sebenarnya ada beberapa titik yang masih perlu diperbesar dan bahkan sebagian sudah ambruk serta masih berbentuk saluran tanah, namun justru diabaikan dan tidak menjadi prioritas.
“Yang dikerjakan malah pada tempat- tempat dimana pasangan batunya masih bagus,” ungkap Hizzi.
ALARM-NTB menganggap perencanaan dan pelaksanaan proyek ini sangat tidak konstruktif dan malah merugikan masyarakat yang terdampak sampah, limbah dan kotoran hewan saat hujan dan debit air naik sampai melimpah ke jalan umum.
“Intinya pada pelaksanaan proyek ini hanya mencari tempat- tempat yang masih banyak material/ batu, dan pengerjaanya gampang, sementara ditempat yang menjadi sumber masalah selama ini tidak dikerjakan seperti dimensi saluran yang sangat kecil,”imbuh Hizzi.
Sebelumnya, masyarakat terdampak dari awal pernah menyampaikan dan memberikan saran ke ketua GP3A agar merubah dimensi saluran menjadi lebih besar dan lebar, agar sepadan dengan dimensi saluran yang ada di hulu.
“Proyek ini, dinilai hanya untuk menghabiskan dana, padahal tujuan proyek rehab saluran irigasi ini tujuannya agar dapat melayani masyarakat dengan baik, terutama masyarakat tani, bukan malah merusak fasilitas umum,”tandas Hizzi.
Disisi lain pengerjaan proyek ini mengabaikan Kesehatan dan keselamatan kerja, tidak menggunakan APD serta plang atau papan
Informasi proyek.
“Kami dari Alarm, mengancam akan turun bersama masyarakat menghentikan kegiatan proyek ini jika tidak segera di hentikan dan mencari solusinya,”pungkas Hizzi.
Sementara itu, pihak GP3A setempat saat dikonfirmasi via WA , hingga berita ini dimuat belum memberikan jawaban.