NESIANEWS.COM – Kementerian Agama Republik Indonesia, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) laksanakan kegiatan sosialisasi bertempat di Hotel Swiss Belcourt, Lombok Tengah, Rabu, 11 September 2024.
Kegiatan sosialisasi ini mengusung tema “Penguatan Kapasitas Aktor Kerukunan Umat Beragama Dalam Penguatan Moderasi Beragama” Angkatan VII (Tujuh).
Hadir sebagai narasumber dalam kegiatan tersebut, Dr. Ir. H. Nanang Samodra KA, M.Sc. Anggota DPR RI Fraksi Partai Demokrat dan Prof. Dr. H. S. Ali Jadid Al Idrus, S.Ag., S.Pd., M.Pd. Guru Besar Universitas Islam Negeri Mataram.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
50 peserta mulai dari tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda turut hadir dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama tersebut.
Ketua pelaksana kegiatan H. Laman Abdillah, S.Ag., M.Ap. mengatakan, sosialisasi Penguatan Kapasitas Aktor Kerukunan Umat Beragama Dalam Penguatan Moderasi Beragama ini merupakan kerjasama antara Kementerian Agama dengan Komisi VIII DPR RI.
Program seperti ini akan terus digaungkan oleh Kementerian Agama agar moderasi beragama tercermin di masyarakat.
“Program penguatan moderasi beragama untuk terus digaungkan dan ini bagian dari kampanye Kementerian Agama dalam rangka untuk bagaimana moderasi beragama tersebut bisa bersosialisasi kepada masyarakat ke lapisan yang paling bawah,” katanya.
Sementara itu, Nanang Samodra menyampaikan, pentingnya makna atau arti dari Moderasi umat beragama yang menjadi pembahasan dalam kegiatan sosialisasi tersebut.
“Moderasi ini sangat penting artinya mengingat Indonesia merupakan negara dengan berbagai suku, budaya dan agama,” jelasnya.
Lanjut Nanang Samodra, antar umat beragama harus bisa saling menghargai dan menghormati. Pada dasarnya umat beragama mencari persamaan, bukan perbedaan dan terdapat tiga peran penting dalan umat beragama, yaitu internal agama, antar agama dan agama dengan masyarakat dan pemerintah.
Satu hal yang harus diingat bahwa Indonesia berdiri atas perjuangan dari rakyat yang beragam, baik itu budaya, etnis, suku, bahasa maupun agama yang bersatu saling bahu – membahu mengorbankan harta, darah demi Indonesia merdeka.
“Jadi keberagaman itu merupakan anugerah, perbedaan itu merupakan rahmat. Tanpa ada persatuan dan perjuangan, Indonesia tidak akan bisa berdiri. Mari kita sama – sama menjaga kesatuan Indonesia, salah satunya melalui kerukunan umat beragama,” terangnya.