NESIANEWS.COM – Petani asal Desa Sengkol Kecamatan Pujut Lombok Tengah NTB, jadi tersangka atas dugaan membawa senjata tajam (Sajam) ke kebun milik mereka, membuat aktivis mulai angkat bicara, bahkan ada yang mengecam.
Ketua Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Sasak (AMPES) Loteng, lalu Subadri melontarkan kecaman keras kepada Aparat Penegak Hukum (APH) bila benar hal tersebut dilakukan oleh pihak Mapolres Lombok Tengah.
“Itu artinya Kapolres sama sekali tidak memahami budaya dan adat serta kebiasaan masyarakat sasak yang notabene sebagian besar hidup dari bertani,”ujar Lalu Subadri, Rabu 18 Oktober 2023.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Petani yang membawa parang, pisau, pemaje bahkan kapak ke kebun atau ke sawah, bukan berarti mereka hendak pergi melakukan kejahatan. Banyak hal di kebun dan disawah yang memamfaatkan peralatan tersebut.
“Masak gara-gara bawa parang atau golok malah dijadikan tersangka membawa senjata tajam. Bila itu benar, maka saya mengutuk keras APH,”tegas Lalu Badri.
Aktivis muda dan berani suarakan kebenaran ini lebih lanjut meminta agar APH segera melepas para petani tersebut. Tandas Badri, Bagaimana mungkin petani tidak membawa peralatanya saat pergi ke kebun.
“Harus segera dikepaskan petani tersebut, kalau tidak maka hal itu bisa memicu kemarahan seluruh petani di Lombok,”pungkas Lalu Badri.
Kapolres Lombok Tengah, AKBP. Iwan Hidayat dikonfirmasi atas apa yang disampaikan Ketua AMPES tersebut via WA-nya, belum memberikan jawaban.