NESIANEWS.COM – Mahasiswa KKN UNDIKMA 57 menunjukkan solusi kongkrit, simpel dan praktis untuk petani tomat di Sembalun.
Petani tomat di Desa Sembalun, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur merugi lantaran harga jual tomat anjlok saat musim panen.
Sekarang harga tomat Rp 1-3 ribu per 1 kg, sebagai bentuk kekecewaan petani mereka memilih membiarkan buah tomat membusuk di pohon.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dari kondisi ini, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Pendidikan Mandalika (UNDIKMA) 57 memberikan solusi kongkrit, simpel dan praktis. Mereka membuat pelatihan sosialisasi produk UMKM SUN READ TOMATO.
“Adapun bahannya gula, bawang putih, garam halus, lalu dijempur di sinar matahari sampai 3/4 hari kemudian dicelupkan di wadah minyak salat, seterusnya masuk di kemasan,” beber koordinator kelompok 57, Habibi dalam keterangan tertulisnya.
Dijelaskan Habibi, SUN READ TOMATO ini juga bisa dipasarkan di semua kalangan lebih khususnya di hotel yang berada di Desa Sembalun.
“Ini bisa jadi pelengkap makanan, harga bisa melonjak tinggi satu kamplet harga 80-500 an karena kita lihat petani di Sembalun dominan petani sayur-sayur tomat dan cabai,” ceritanya.
Dari temuan ini, mahasiswa KKN UNDIKMA 57 Desa Sembalun melakukan pelatihan ini agar dapat meningkatkan pengetahuan petani maupun menyelamatkan dari harga anjlok.
Harapannya, mereka nantinya bisa mengelola tomat yang dibiarkan di pohonnya.“Ini harapan kami,” tutur Habibi.
Disamping itu, seorang petani tomat, Saifuddin Zohri mengeluh dengan harga tomat yang semakin anjlok. Penurunan harga tomat yang sangat drastis itu diakui menjadi musibah besar petani tomat, (19/10/23).
“Harganya cuma Rp 1 ribu di pasaran,” ungkapnya, Jumat (13/10/23
Harga tomat saat ini dinilai sangat merugikan para petani, sebab tak sebanding dengan biaya perawatan yang dikeluarkannya.
Hal yang sama disampaikan Anah, petani tomat lainnya yang juga merugi karena harga jual saat ini.
“Tidak ada harganya sama sekali, bahkan pengepul pun enggan mau ambil,” katanya.
Dia mengaku terpaksa berkeliling menjual hasil panennya. Tak hanya itu, para petani juga membagikan hasil panen tomatnya kepada masyarakat agar tidak sia-sia.
Sehingga meskipun harga tomat anjlok namun setidaknya masih bermanfaat bagi masyarakat luas.