NESIANEWS.COM – Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah membahas persiapan pengosongan lahan di Pantai Tanjung Aan bersama Injourney Tourism Development Corporation (ITDC) bertempat di Ruang Rapat Bupati Lombok Tengah, Kamis, 26 Juni 2025.
Sekretaris Daerah Lombok Tengah, H. Lalu Firman Wijaya, ST., MT., menyatakan bahwa pertemuan tersebut membahas progres rencana investasi yang akan dilaksanakan dan sudah disepakati bersama investor di Tanjung Aan.
“Dalam rangka investasi ini ITDC sudah melaksanakan tugas-tugasnya sebagaimana yang tercantum dalam kontrak atau kesepakatan dengan investor, bahwa lahan yang dikontrakan ke investor ini harus clear and clean, harus dikosongkan dari warga masyarakat kita yang memanfaatkan kawasan tersebut dengan tidak berizin,” jelasnya kepada awak media.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Firman Wijaya menegaskan, seluruh tahapan sudah dilaksanakan sejak 16 Januari 2024 dan telah disampaikan SP3 kepada masyarakat yang membangun dan berusaha di atas lahan tersebut untuk melakukan pembongkaran secara mandiri selama 14 hari, yang berakhir pada 28 Juni 2025.
Ia menjelaskan bahwa secara kepemilikan, lahan yang dimanfaatkan oleh warga masyarakat yang menempati Tanjung Aan tersebut merupakan HPL ITDC.
Ia menjelaskan bahwa secara kepemilikan, lahan yang dimanfaatkan oleh masyarakat di Tanjung Aan merupakan HPL ITDC.
“Kami juga mengklarifikasi tadi, bahwa harus dibedakan antara kepemilikan dengan pemanfaatan. Jadi, kalau secara kepemilikan, sempadan pantai ini memang menjadi bagian dari HPL ITDC dan yang perlu kita atur adalah pemanfaatan dari sempadan kita ini,” kata Firman Wijaya.
Penjelasan dari ITDC, lanjut Firman Wijaya, menyebutkan bahwa pihaknya telah menyusun Resort Design Guidelines (RDGL) dan mempertimbangkan pemanfaatan sempadan pantai yang sudah disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan terkait pemanfaatan ruang di sempadan pantai Tanjung Aan.
Terkait warga masyarakat yang terdampak atas pengosongan lahan tersebut, Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah telah berkoordinasi dengan ITDC untuk memberikan solusi.
“Kami sudah mengonfirmasi, ITDC alhamdulillah sudah mendesain alternatif solusi untuk saudara-saudara kita yang berwisata, jadi disebalah timur di Batu Kotak ada amenity core yang disiapkan di situ untuk memberikan akses kepada masyarakat publik untuk mengakses pantai secara bebas,” ujarnya.
“Kemudian yang tidak kalah penting untuk tidak mematikan usaha warga masyarakat yang kita khawatirkan selama ini, ITDC menyiapkan Stall-stall juga. Kami minta kepada ITDC untuk memprioritaskan warga masyarakat kita,” sambung Firman Wijaya.
Sementara itu, PGS. General Manager The Mandalika, Wahyu Moerhadi Nugroho, mengatakan bahwa hingga saat ini sudah ada beberapa warga masyarakat yang membongkar bangunan secara mandiri.
“Sudah ada beberapa, masih berlangsung terus pembongkarannya di lapangan. Mereka pindah ke rumahnya sendiri untuk sementara sebelum adanya amenity core,” katanya.